Transaksi Kripto di Indonesia Turun 61%, tapi Jumlah Investor Naik! – Crypto Outlook Report 2022 telah resmi diterbitkan oleh Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI), Indonesia Crypto Network (ICN).
Tujuan penerbitan laporan ini untuk menunjukkan pertumbuhan industri aset kripto di Indonesia, yang terdiri dari data jumlah transaksi, jumlah pertumbuhan investor, dan daftar total aset kripto yang diperdagangkan di Indonesia.
Berdasarkan laporan tersebut, nilai transaksi aset kripto pada tahun ini tercatat hanya menyentuh Rp279,8 triliun yang terhitung dari Januari hingga Oktober 2022. Nilai tersebut menurun drastis 61,03% dibandingkan tahun lalu yang memiliki transaksi sebesar Rp717,99.
Baca Juga : Volume Transaksi Misterius pada Optimisme ($ OP) Blockchain Spark Speculation
Transaksi Kripto di Indonesia Turun 61%, tapi Jumlah Investor Naik!
Efek Domino Pada Ekonomi Global
Melansir dari Liputan6, Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO), Teguh Kurniawan Harmanda, melihat penurunan volume transaksi kripto di Indonesia merupakan efek domino dari apa yang terjadi di global.
“Guncangan sistem keuangan global bisa memberikan efek cukup besar bagi pasar kripto. Guncangan tersebut adalah situasi makro ekonomi yang goyah akibat resesi dan geopolitik yang memanas. Hal ini bisa membuat situasi crypto winter bisa terjadi,” kata Teguh Kurniawan Harmanda,
Market kripto global tengah dihantam oleh situasi makro ekonomi yang kurang baik sepanjang tahun ini. Selain itu, penurunan terjadi akibat dorongan dari kebijakan moneter AS, sehingga membuat investor kurang bergairah.
Investor Kripto Mengalami Pertumbuhan
Meski transaksi alami penurunan, namun jumlah investor aset kripto di Indonesia terus bertumbuh, dari Januari-Oktober 2022, terhitung jumlah investor kripto berjumlah 16,4 juta.
Menurut data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) nilainya jauh lebih meningkat dibandingkan total investor pasar modal yang hanya mencapai 9,98 juta investor pada periode waktu yang sama.
Dalam laporan Crypto Outlook itu juga menunjukan bahwa jumlah aset kripto yang telah terdaftar di Bappebti alami peningkatan, dari 99 proyek kripto menjadi 383.
Hal ini juga dibuktikan dengan banyaknya perusahaan dan proyek berbasis blockchain yang bermunculan di Indonesia.