Bonk (BONK) Kehilangan 40% Nilainya dalam 3 Hari: Bisakah Pulih?
Bonk (BONK) telah menjadi contoh terbaru dari FOMO dan pasar mata uang kripto yang mengalami overbought. Hanya dalam kurun waktu tiga hari, nilai BONK anjlok sebesar 40%, sehingga memicu diskusi intensif di kalangan investor dan pengamat pasar mengenai kemampuannya untuk pulih.
Kinerja harga BONK benar-benar seperti perjalanan roller-coaster. Setelah reli yang menggembirakan, token tersebut mengalami koreksi tajam, mengingatkan pada pola harga yang terlihat pada mata uang kripto lain yang terinspirasi meme seperti Shiba Inu.
Bonk (BONK) Kehilangan 40% Nilainya dalam 3 Hari: Bisakah Pulih?
Baca Juga : Harga Bitcoin Turun Lagi Apa yang Dapat Memicu Kenaikan Baru?
Baik BONK maupun Shiba Inu tidak hanya memiliki tema serupa, yang berakar pada budaya imajinasi dan sensasi berbasis komunitas, namun juga ciri-ciri serupa dalam perilaku pasar mereka. Biasanya, token tersebut menyaksikan lonjakan nilai yang didorong oleh dorongan media sosial dan kegembiraan komunitas, hanya untuk menghadapi aksi jual yang signifikan ketika antusiasme awal berkurang.
Reli harga BONK baru-baru ini sebagian besar disebabkan oleh keberhasilan Solana, yang memiliki hubungan simbiosis dengannya. Alih-alih berpijak pada pencapaiannya sendiri, lonjakan BONK tampaknya mengikuti jejak ekosistem Solana, mengambil keuntungan dari peningkatan adopsi dan kesuksesan jaringan. Kaitan ini menunjukkan bahwa peruntungan BONK mungkin terkait erat dengan kinerja dan sentimen seputar Solana, dibandingkan dengan fundamentalnya sendiri.
Meskipun terjadi penurunan yang parah, tidak ada penjualan besar-besaran yang dilakukan oleh whales (pemegang token besar), yang menunjukkan bahwa volatilitas saat ini terutama didorong oleh investor ritel. Investor kecil ini, yang merupakan mayoritas pemegang token, lebih rentan terhadap sentimen pasar dan seringkali lebih cepat bereaksi terhadap pergerakan harga, sehingga memperburuk fluktuasi harga token.
Aspirasi komunitas terhadap BONK sangat ambisius, dengan beberapa anggota mengincar kapitalisasi pasar sebesar $10 miliar. Untuk mencapai penilaian tersebut diperlukan aliran modal yang besar dan perluasan utilitas atau adopsi yang melampaui kondisi saat ini.
Solana mengincar level support berikutnya
Solana (SOL) telah diawasi dengan ketat oleh para investor, karena indikator pasar menunjukkan kemungkinan penurunan harga. Berdasarkan analisis harga saat ini, SOL menghadapi potensi kerugian sebesar 7%. Namun, penurunan yang diantisipasi ini memiliki hikmah yang dapat memberikan hasil positif bagi aset tersebut dalam jangka panjang.
Saat memeriksa grafik harga Solana, kami melihat bahwa Solana sedang menikmati tren bullish dengan harga naik di sepanjang kurva yang curam. Namun baru-baru ini, aset tersebut menemui resistensi, yang mengindikasikan bahwa kemunduran jangka pendek mungkin akan segera terjadi. Level resistance ini telah terbukti menjadi batas tertinggi yang sulit untuk ditembus, sehingga mengarah pada kemungkinan terjadinya retracement nilai dalam jangka pendek.
Kendalanya terletak pada level support yang mendasarinya. Jika Solana turun sebesar 7% yang diproyeksikan, maka Solana akan berada di support garis tren kuat yang secara historis berfungsi sebagai batu loncatan untuk rebound harga. Garis tren ini, yang berfungsi sebagai support, telah diuji berkali-kali untuk memastikan validitas dan kekuatannya.
Pada dasarnya, meskipun penurunan harga sering kali dipandang negatif, dalam skenario ini, penurunan harga dapat menjadi koreksi pasar yang sehat. Koreksi tersebut diperlukan untuk mempertahankan momentum kenaikan secara keseluruhan dengan memungkinkan pasar mengkonsolidasikan keuntungan dan mengumpulkan kekuatan untuk potensi bangkit kembali.
Bagi Solana, mencapai level support ini dapat menarik minat beli, karena pelaku pasar menyadari potensi rebound. Dalam hal ini, penurunan yang diantisipasi mungkin merupakan koreksi yang perlu diatur ulang oleh Solana dan diluncurkan dari posisi yang kuat.