Jalur Pasar XRP: Golden Cross Penurunan Volume dan Kurangnya Kejelasan Apa Selanjutnya?
Perilaku pasar XRP baru-baru ini, mata uang digital asli Ripple, telah menimbulkan banyak pertanyaan. Metrik teknis dan on-chain utama, biasanya merupakan indikator pergerakan harga di masa depan, tampaknya berbenturan dengan keadaan koin saat ini, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang arah langsungnya.
Poin utama diskusi adalah peristiwa salib emas yang dialami XRP baru-baru ini. Dalam analisis teknikal, salib emas ditandai ketika rata-rata pergerakan jangka pendek melintasi di atas rata-rata pergerakan jangka panjang, seringkali rata-rata pergerakan 50 hari melampaui rata-rata pergerakan 200 hari.
Jalur Pasar XRP: Golden Cross Penurunan Volume dan Kurangnya Kejelasan Apa Selanjutnya?
Baca Juga : Bitcoin (BTC) Memasuki Fase Penting
Secara historis, hal ini dipandang sebagai tanda bullish, yang mengisyaratkan potensi momentum kenaikan. Mengingat pertemuan XRP baru-baru ini dengan peristiwa ini, banyak yang mengantisipasi reaksi harga yang positif. Namun, aset tersebut sejauh ini gagal mewujudkan potensi bullish tersebut, sehingga menimbulkan frustrasi di kalangan pemegangnya.
Meskipun metrik ini biasanya menunjukkan masa depan aset yang bullish, kurangnya kejelasan dalam narasi XRP yang lebih luas menyebabkan keraguan. Pasar saat ini bergulat dengan banyak faktor, mulai dari tren makroekonomi global hingga tekanan peraturan terhadap mata uang kripto. Ketidakjelasan seputar masa depan aset, meskipun metrik on-chain positif yang disebutkan sebelumnya, menyebabkan kehati-hatian di kalangan investor dan pedagang.
Harga Ethereum rebound
Ethereum, mata uang kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, telah membuat langkah luar biasa, mencapai angka $1,900. Rebound harga ini, yang terlihat pada grafik harian, mengejutkan banyak orang, terutama jika dilihat dalam konteks fase koreksi yang sedang berlangsung di pasar kripto yang lebih luas. Namun, reli ini bukannya tanpa celah. Analisis mendetail pada grafik harian Ethereum mengungkapkan kelemahan tertentu yang harus menjadi perhatian investor dan pedagang.
Pertama, kenaikan harga yang tajam tidak didukung oleh peningkatan volume perdagangan yang sepadan. Pergerakan harga, baik naik atau turun, umumnya dianggap kuat dan berkelanjutan jika didukung oleh volume perdagangan yang tinggi. Dalam kasus Ethereum, meskipun harganya melonjak, batas volume tetap relatif rendah. Perbedaan ini seringkali menandakan kurangnya keyakinan yang kuat di balik langkah tersebut dan menimbulkan kekhawatiran mengenai keberlanjutannya.
Selain itu, RSI (Relative Strength Index) di bagian bawah grafik, meskipun tidak berada di wilayah overbought, mendekatinya dengan cepat. RSI yang mendekati atau melewati angka 70 dapat menjadi indikator bahwa suatu aset berada dalam kondisi jenuh beli (overbought), yang mungkin membuatnya rentan terhadap aksi jual.
Dari perspektif murni berbasis harga, Ethereum menghadapi resistensi langsung di dekat angka $1,900. Secara historis, tingkat harga ini bertindak sebagai support dan resistance, menjadikannya titik penting bagi lintasan harga jangka pendek Ethereum. Jika Ethereum gagal menembus resistensi ini, mungkin akan terjadi kemunduran. Pada sisi negatifnya, support terlihat di kisaran $1.740, ditunjukkan oleh pergerakan harga sebelumnya saat aset menemukan pembeli.
Cardano bergerak maju
Cardano (ADA), yang dipuji sebagai salah satu mata uang kripto terkemuka di bidang keuangan terdesentralisasi, saat ini menunjukkan tren naik, seperti yang terlihat dari grafik harian. Namun, jika dilihat lebih dalam pada grafik ADA, terutama keselarasannya dengan Exponential Moving Average (EMA) 200, terungkap bahwa aset digital ini mungkin sedang menuju badai resistensi.
EMA 200 adalah alat yang terkenal di kalangan pedagang, sering digunakan untuk menentukan tren keseluruhan suatu aset. Ketika harga berada di atas garis tersebut, maka menandakan pasar sedang bullish, begitu pula sebaliknya untuk kondisi bearish. Pertemuan ADA baru-baru ini dengan EMA ini menunjukkan bahwa ADA mungkin menghadapi resistensi yang signifikan dan berpotensi terjadinya pembalikan tren.
Selain itu, volume yang menyertai kenaikan ADA tampaknya tidak sekuat yang diperkirakan. Reli biasanya dianggap berkelanjutan jika didukung oleh volume perdagangan yang besar. Perbedaan antara pergerakan harga ADA dan volume perdagangan yang relatif tenang mungkin merupakan indikasi tren pelemahan.