3 alasan mengapa harga Ethereum turun dibandingkan Bitcoin – Harga token asli Ethereum, Ether (ETH) diperdagangkan pada level terendah dalam 15 bulan versus Bitcoin (BTC), dan terendah sejak Ethereum beralih ke proof-of-stake (PoS).
Cointelegraph melihat lebih dekat beberapa alasan penurunan terus-menerus pada pasangan ETH/BTC.
Dalam siklus pasar sebelumnya, Ethereum sering mengungguli BTC selama tren pasar bullish, tetapi hubungan ini mulai berubah pada awal tahun 2023. Ether dan banyak altcoin mengalami kesulitan karena narasi seputar penggunaan altcoin dalam Web3, DeFi, dan NFT mendapat tekanan pada tahun 2022 dan 2023 .
Peraturan yang ketat terhadap industri kripto, arus masuk yang sangat terbatas dari investor ritel dan institusi, peningkatan jumlah investor yang mencari perlindungan pada stablecoin yang dipatok dalam dolar AS juga berdampak pada sentimen terhadap Ethereum.
3 alasan mengapa harga Ethereum turun dibandingkan Bitcoin
Selain perubahan kinerja Ether pada pasangan BTC-nya, ETH juga terkena dampak negatif dari dominasi Bitcoin yang terus meningkat. Seperti dilansir Cointelegraph,
“Dominasi pasar Bitcoin telah mencapai 54%, tertinggi dalam 30 bulan terakhir, menunjukkan mata uang kripto teratas ini menguat tepat sebelum peristiwa halving yang dijadwalkan pada April 2024.”
Dominasi Bitcoin adalah ukuran kapitalisasi pasar BTC relatif terhadap pasar kripto secara keseluruhan dan ini menyoroti kekuatan aset dan sering digunakan oleh investor sebagai ukuran sentimen. Dengan semakin dekatnya separuh Bitcoin (April 2024) dan keyakinan investor bahwa ETF BTC spot sudah dekat, penurunan nilai Ether pada pasangan BTC-nya menunjukkan bahwa investor merasa lebih optimis terhadap BTC dan mungkin mengalokasikan lebih sedikit uang untuk investasi Ether.
Pasangan ETH/BTC turun menjadi 0,050 BTC pada 23 Oktober dan tetap berada dalam tren turun sejak saat itu. Kejadian penting adalah jatuhnya pasangan ini di bawah rata-rata pergerakan eksponensial 200 minggu di dekat 0,058 BTC, yang meningkatkan kemungkinan penurunan lebih lanjut dalam jangka pendek.
Menurut kontributor Cointegraph Yashu Gola,
“EMA 200 minggu secara historis berfungsi sebagai level dukungan yang dapat diandalkan untuk kenaikan ETH/BTC. Misalnya, pasangan ini rebound 75% tiga bulan setelah menguji support gelombang pada Juli 2022. Sebaliknya, pasangan ini turun lebih dari 25% setelah kehilangan support yang sama pada Oktober 2020.”
Faktor-faktor ini kemungkinan akan terus memengaruhi harga Ethereum dibandingkan Bitcoin. Dinamika pasar yang beragam, sentimen investor, dan lingkungan peraturan yang kuat dapat tetap menjadi hambatan dominan terhadap pasangan ETH/BTC di masa mendatang.
Artikel ini tidak berisi nasihat atau rekomendasi investasi. Setiap langkah investasi dan perdagangan melibatkan risiko, dan pembaca harus melakukan penelitian sendiri saat mengambil keputusan.